.
DASAR TEORI
Pengeringan
meliputi operasi pemindahan panas maupun massa. Panas harus dipindahkan kepada
bahan yang akan dikeringkan untun memasok panas laten yang diperlukan untuk
penguapan dari lembap. Perpindahan massa dilibatkan dalam difusi air melalui
bahan ke permukaan, dalam penguapan air berikutnya dari permukaan, dan dalam
difusi dari uap resultan ke dalam aliran udara yang lewat. Proses pengeringan
dapat lebih mudah dimengerti jika perhatian dipusatkan pada lapisan tipis
cairan di permukaan bahan yang dikeringkan. Laju penguapan lapisan tipis ini
dihubungkan dengan laju perpindahan panas dengan persamaan:
dW/dθ = q/λ
Dimana
dW/dθ adalan laju pon penguapan air,
q adalah laju perpindahan panas keseluruhan (BTU per jam), dan λ adalah panas
laten penguapan air (BTU per gram).
(Lachman,
dkk, 1989)
Pembuatan
granul dengan cara basah:
Zat
berkasiat, zat pengisi, dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu dibasahi
dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu
diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 400-500.
Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang
diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan
mesin tablet. (Anief,
moh, 1987)
Untuk
melakukan pengeringan pada suhu tinggi digunakan lemari pengering. Jenis
bangunnya sangat berfariasi dan dapat dipanaskan secara elektris. Pada umumnya
lemari pengering memiliki alat pengatur suhu. Udara panas akan bergerak keruanf
sebelah dalam diatas nampan yang berisi bahan yang akan dikeringkan. Oleh
karena sirkulasi udara berlangsung relatif lambat dan keteraturan panas
dibagian dalam lemari tidak selamanya terjamin, maka lemari pengering modern
dilengkapi dengan ventilator, pembalik aliran udara dan pelengkapan lain yang
sejenis, yang membantu pencapaian keteraturan suhu dibagian dalam lemari dan
kecepatan aliran udara yang memadai. Bahan yang peka terhadap suhu seringkali
mengalami kerusakan akibat panas yang digunakan. Juga harus diperhatikan adanya
sifat senyawa yang mudah teroksidasi. Dalam kasus semacam itu disarankan untuk
mengguanakan lemari pengering hampa udara. Material yang akan dikeringkan juga
diletakkan diatas nampan dan ditempatkan diatas lempeng yang dipanasi dengan
uap air, air panas atau secara elektris. Beberapa jenis diantaranya juga
memiliki bodi pemanas dibagian sisinya. Ruang pengeringan tersebut dalam
kondisi hampa udara. Pengeringan menggunakan hampa udara memungkinkan
pengusiran air secara cepat dan aman dari material pada suhu rendah.
(Voigt,
R, 1984)
Laktosa
C12
H22 O11. H2 O
Pemerian
serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa agak manis.
Kelarutan
larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih; sukar larut dalam
etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan
dalam wadah tertutup baik.
Khasiat
dan penggunaan zat tambahan. (Anonim,
1979)
Gelatin
Gelatin
adalah protein yang diperoleh dari bahan kalogen.
Pemerian
lembaran, kepingan, serbuk atau butiran; tidak berwarna atau kekuningan pucat;
bau dan rasa lemah.
Kelarutan
juka direndam dalam air mengembang dan menjadi lunak, barangsur-angsur menyerap
air 5 sampai 10 kali bobot-nya; larut dalam air panas dan jika didinginkan
terbentuk gudir; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P, kloroform P dan
dalam eter P; larut dalam campuran gliserol P dan air, jika dipanaskan lebih
mudah larut; larut dalam asam asetat P.
(Anonim, 1979)
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kadar bahan pengikat pada migrasi selama waktu pengeringan granul.
Saat pengeringan granul terjadi peristiwa perpindahan panas dan perpindahan
massa yang berlangsung secara bersamaan. Perpindahan massa berupa perginya air
dari dalam granul mengikuti aliran udara kering di ruangan pengering. Perginya
air dari dalam granul ke permukaan granul disabut migrasi. Apabila ada bahan
obat atau zat warna yang larut dalam air di dalam granul, maka pada saat
migrasi akan ikut bersama perpindahan air ke permukaan.
( Anonim, 2012)
Pada percobaan ini bahan yang digunakan yaitu
Theofillin yang berfungsi sebagai zat aktif, Laktosa yang berfungsi sebagai
bahan pengisi dan Gelatin yang berfungsi sebagai bahan pengikat. Gelatin dibuat
larutan,hal ini bertujuan untuk mempermudah homogenitas. Larutan gelatin yang
dibuat ada dua macam yaitu larutan gelatin 5% dan 15% . larutan gelatin 5%
yaitu gelatin 2,5 gram ditambah air 50 ml, sedangkan pada gelatin 15% yaitu 7,5
gram gelatin dan 50 ml air, yang kemudian dipanaskan, pemanasan ini dilakukan
karena gelatin agak sukar larut dalam air dingin. Pembuatan larutan gelatin dibuat dengan 2 konsentrasi yang berbeda
karena banyaknya gelatin yang berfungsi sebagia bahan pengikat akan
mempengaruhi migrasi obat saat proses pengeringan.
Serbuk halus tidak dapat mengisi cetakan
dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing). Cara
pembuatan granul ada 2 macam yaitu granulasi basah dan granulasi kering. Pada
percobaan ini digunakan granulasi basah karena laktosa (bahan pengisi) dan
theofillin (zat aktif) terlebih dahulu dicampur yang baru kemudian di tambahkan
bahan pengikat (gelatin) sampai terjadi massa granul yang baik.
Pada saat penambahan zat aktif (theofillin)
terlebih dahulu dibuat larutan dengan menambahkan air, penambahan sedikit air adalah untuk membasahi zat aktif agar dapat
tercampur dengan bahan pengisi dan diberi dengan
sedikit laktosa tujuanya untuk mengeringkan granul yang telah dibasahkan dengan
air agar tidak terlalu lembek, laktosa
diberikan setengahnya dulu untuk mengurangi kelembekan campuran zat aktif
dengan pengisi. Setelah
dicampur homogen ditambahkan zat
pengikat, dengan menambahkan sedikit demi sedikit sampai terbentuk massa granul
yang baik (dapat dilihat dengan membuat granul seperti pisang dan apabila
dipatahkan tengahnya tidak rapuh) hal tersebut menandakan penambahan bahan
pengikat sudah cukup. Setelah terbuat granul yang baik di ayak dengan ayakan
no.12. Untuk mengamati adanya proses migrasi granul digunakan sel pengering
(Drying cell) yang terdiri 5 lapis dengan lubang ditengah,granul di isikan pada
lubang tengan drying cell dan di oven pada suhu 60˚ C selama 2 jam.
Kadar bahan obat dalam granul sehabis
pengeringan ditemukan sebagai berikut : pada gelatin 5% lapisan 1 : 766,80 mg/0,5 g, lapisan 2: 749,90 mg/0,5 g, lapisan
3: 565,27 mg/0,5 g, lapisan 4: 749,90 mg/0,5 g, lapisan 5: 439,37 mg/0,5 g.
dari kadar tersebut dapat dilihat migrasi yang berlangsung sempurna pada
lapisan 2 dan 4.
Pada gelatin 15%
lapisan 1: 152,93 mg/0,5 g, lapisan 2: 166,18 mg/0,5 g, lapisan 3: 193,92
mg/0,5 g, lapisan 4: 200,68 mg/0,5 g, lapisan 5: 184,62 mg/0,5 g.
Koefisien migrasi digunakan untuk mengungkapkan
besarnya migrasi. Nilai koefisien migrasi yang didapat pada formula 1 (larutan
gelatin 5%) yaitu 0,2002
dan pada formula 2 (larutan gelatin 15%) yaitu -0,1213. Hal ini menunjukkan
hasil percobaan sesuai teoritis yaitu bahwa semakin besar konsentrasi bahan
pengikat maka kadar dan koefisien migrasi semakin kecil. Semakin keatas
lapisan,maka nilai migrasi semakin besar,atau kata lain pada lapisan bawah
nilai migrasi paling kecil. Berarti formula yang menggunakan larutan gelatin
15% lebih baik karena koefisien migrasinya lebih kecil dari pada larutan
gelatin 5%.
KESIMPULAN
© Koefisien migrasi digunakan untuk mengungkapkan
besarnya migrasi
© Hasil yang di dapat sesuai teoritis yaitu semakin
besar konsentrasi bahan pengikat maka kadar dan koefisien migrasi semakin kecil
© Semakin keatas lapisan, maka nilai migrasi semakin
besar, lapisan bawah nilai migrasi paling kecil
© Formula 1 (larutan gelatin 5%) yaitu 0,2002 dan pada formula 2 (larutan gelatin 15%) yaitu -0,1213
maka bahan pengikat gelatin 15% paling baik karena koefisien migrasinya lebih
kecil
© Bahan pengikat berpengaruh pada migrasi obat pada saat
pengeringan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
1979, Farmakope Indonesia, Edisi III,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anief,
Moh., 1987, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM press, Yogyakarta
Lachman,
dkk., 1989, Teori dan Praktek Farmasi
Industri, diterjemahkan oleh Siti
Voight,
R., 1973, Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi, penerjemah Dr.Retnat Soendani