Senin, 21 Mei 2012

dapus ANFAR

analisis farmasi

 DASAR TEORI ANALISIS FARMASI ALKALIMETRI

Alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa – senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Untuk menetapkan titik akhir ( titik ekivalen ) pada proses netralisasi ini digunakan indikator. Larutan baku asam yang sering digunakan dalam asidi-alkalimetri umumnya dibuat dari asam klorida dan asam sulfat. Kedua asam ini dapat digunakan pada hampir semua titrasi.

Asam klorida yang sering digunakan untuk titrasi adalah HCl dengan konsentrasi 1N; 0,5N; dan 0,1N. Asam klorida merupakan baku sekuder sehingga sebelum digunakan harus dibakukan lebih dahulu dengan baku primer.

( A.Mursyidi & A.Rohman, 2006)

 

Dalam menaksir hasil akhir suatu penetapan kadar, ketetapan dan ketelitian memegang peran yang sangat penting. Kedua istilah ini mempunyai istilah yang hampir sama. Oleh karena itu, pengertian keduanya sering dikacaukan.

Suatu hasil dikatakan tepat ( precise ) apabila hasil dari suatu seri pengukuran (penetapan kadar) perbedaan satu sama lain sangat kecil, sedangkan suatu hasil dikatakan teliti (accurate) apabila mean yang diperoleh dari suatu seri penetapan kadar sangat dekat dengan nilai yang sebenarnya.

Seperti yang telah ditetapkan dimuka, hasil yang tepat akan mempunyai selisih antara masing – masing hasil dalam satu seri penetapan kecil.

 

Dalam hal ini dapat dikemukakan 3 macam ukuran ketetapan, yaitu :

·         Kisaran (Range) : selisih hasil penetapan yang paling besar dengan yang paling kecil Semakin kecil selisihnya berarti hasilnya semakin tepat.

·         Deviasi rata – rata (mean deviation) : rata – rata deviasi masing – masing hasil penetapan terhadap mean, dengan tidak memperhatikan tanda deviasinya (positif atau negative )

·         Standar deviasai : akar jumlah kuadrat deviasi masing – masing hasil penetapan terhadap mean. Dengan derajat kebebasan (degrees of random).

( Gandjar,Ibnu Gholib & A.Rohman, 2007)

 

            Asam asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% C9H8O4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau tau hampir tidak berbau; rasa asam. Kelarutan agak sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol (95%)P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Khasiat dan penggunaanya sebagai analgetikum dan antipiretikum.

BM Asam asetilsalisilat 180,16.

(Anonim, 1979)

 

Penetapan titik akhir prinsipnya yaitu titik akhir sedekat mungkin dengan titik ekivalen.

Ada beberapa indikator yang lazim digunakan dalam suasana :

• basa : fenolftalaein (pp)

• asam : metil jingga dan metil merah

• netral : fenol merah

(Wahyu, 2010) 

DAFTAR PUSTAKA
  Anonim, 1979, Farmakope Indonesia III, Depkes RI : Jakarta 
 Gholib. I & Rohman. A, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar :
Yogyakarta
Mursyidi.A & Rohman. A, 2006, Volumetri dan Gravimetri, Yayasan Farmasi
Indonesia: Yogyakarta
 Wahyu, 2010, Kimia Analisis, Fakultas Farmasi UMS: Surakarta



• asam : metil jingga dan metil merah
• netral : fenol merah
(Wahyu, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar